RSS

Everything has changed

Dunia telah banyak berubah, barangkali itu yang sekarang terasa. Begitu cepat perubahan terjadi, hampir di semua tempat. Jika dimasa kecil belum banyak kendaraan berlalu lalang di jalan depan rumah, sekarang pagi pun sudah banyak kendaraan yang melintas. Jika dulu orang-orang mulai membawa peralatan mereka untuk berdagang, menyusun lapak-lapak yang akan mereka pakai di pagi hari, maka saat ini lapak-lapak itu telah berdiri di sana entah sejak kapan, tapi lapak-lapak itu kini menjadi semi permanen. Melintasi jalanan di pagi hari dengan pemandangan "kumuh", ya, tentu saja lapak-lapak itu "mengganggu" jika dlihat. Memadati jalanan dan mengurangi ruang bagi para pejalan kaki. Belum lagi ketika hari semakin beranjak siang. Jika dulu jam macet adalah pukul 10, maka sekarang sejak pukul 06.30 jalanan sudah macet. Bahkan bukan hanya pukul 10 jalanan begitu padat, hampir setiap waktu bahkan, kecuali pukul 22-6. itulah yang saya lihat. Teringat ketika lebaran menjelang, maka jalanan di depan akan menjadi sangat lengang, hanya berisikan orang-orang saja. Menyebrang menjadi begitu mudah, bahkan bagi anak-anak. Tapi kini, meski lebaran, pukul 9 jalanan sudah begitu ramai oleh kendaraan yang melintas, membuat jalanan padat, bahkan cenderung macet. Di hari lebaran itu adik saya bertanya, "Teh, aneh ya, kok lebaran macet?", lalu saya menjawab, "Kapan sih sukajadi(nama daerah saya tinggal) gak macet?hheu."

Dimasa saya kecil, jika malam menjelang, suara binatang dari kebun binatang kadang terdengar. bahkan ibu saya mengatakan bahwa ketika dia masih kecil suara itu jauh lebih jelas. Tapi sekarang apa?bahkan ketika menunggu seharian mala-pagi, suara itu tidak terdengar lagi. Polusi suarakah penyebabnya?atau mungkin binatang-binatang itu sudah enggan lagi mengeluarkan suaranya karena mereka begitu lelah? Ah, entahlah.

Dulu saya pernah bermain "jauh", tempat yang dulunya merupakan tempat latihan polisi, berisikan kebun-kebun dengan phon yang besar-besar. Pertama kalinya saya mengetahui pohon jambu mete atau lebih dikenal dengan sebutan jambu monyet di tempat itu juga. Kini, dengan segala kemewahannya yang tersajikan mall PVJ berdiri tegak di tempat itu. Meski pada awalnya penduduk sekitar menolak pembangunan mall tersebut, pada akhirnya mall itu tetap berdiri. Bahkan sekarang orang-orang yang dulunya menolak tak jarang menghabiskan waktu di tempat itu, termasuk saya barangkali.

Begitu banyak hal yang berubah, namun tak menjadikan segalanya lebih baik, terkadang lebih buruk bahkan. Bukan berarti saya tidak menyukai perubahan. Tentu saja saya pun berharap diri saya berubah, kearah yang lebih baik tentunya. :)

bismillahi tawakkaltu 'alallahi, laa haula walaa quwwata illa billah.

0 comments:

Posting Komentar