RSS

Persiapan Ramadhan 1

Minggu ini bertema ramadhan, mulai dari halaqah, majelis ta'lim, kumpul terpusat, bahkan message yang mampir pun bertemakan ramadhan. Sekarang udah memasuki tanggal 22 Jumadilakhir. (udah lewat maghrib soalnya :)). Bentar lagi rajab, sya'ban dan RAMADHAN. Ada pepatah yang mengatakan bahwa gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan. Nah, saya gak mau hal itu terjadi, saya ingin maksimal dan total dalam ramadhan tahun ini yang insya Allah jatuh di tanggal 1 Agustus. :)

Puasa adalah separuh kesabaran. (HR Tirmidzi)

Terdapat dua persiapan ma'nawiyah, yaitu menuntaskan hutang puasa ramadhan sebelumnya dan menanamkan kerinduan pada ramadhan. Dua hal ini termasuk salah satu yang penting dalam mempersiapkan diri untuk datangnya Ramadhan. ketika rindu, maka kita akan mempersiapkan diri sebaik-baiknya.

Terdapat 6 perkara kesempurnaan puasa orang-orang shalih, yaitu:
  1. Puasa pandangan. Menahan pandangan dari hal-hal yang tidak diperbolehkan, termsuk setiap hal yang dapat melalaikan dari mengingat Allah dan menyibukan hati. (jangan-jangan nonton juga termasuk nih >_<)
  2. Puasa lisan. Menjaga lisan dari bualan, dusta, ghibah, gunjingan, kekejian, perkataan kasar, dan pertengkaran. Untuk meminimalisir kita dapat menyibukan diri dengan dzikrullah dan tilawah Al-Qur'an.
  3. Puasa pendengaran. Menjauhkan pendengaran dari setiap yang dibenci dan yang makruh. Mendingan dengerin muratal atau kajian. :)
    Mendengar hal-hal yang dibenci dan makruh sama dengan memakan makanan yang haram (Q.S. Al Maidah : 42)
    Mendiamkan ghibah adalah haram. Q.S. An-Nisa: 140--> Jika kita mendiamkan yang ghibah, artinya kita sama saja.
  4. Menahan berbagai anggota badan lainnya dari berbagai dosa. Menjaga perut dari berbagai syubhat dan haram ketika tidak puasa(atau sedang berbuka).
    Termasuk juga tangan dan kaki. Usahakan anggota badan lainnya juga dimanfaatkan untuk melakukan segala kebaikan.
  5. Menahan perut dari makanan halal tapi berlebihan. Hakikat puasa itu adalah pengosongan dan menundukan hawa nafsu.
    Jangan sampai ketika buka, kita memakan segala jenis hidangan yang ada atau lebih parahnya lagi menimbun makanan di siang hari. --' (kelakuan jaman sd. hehe)
  6. Hendaknya ketika berbuka puasa kita memiliki hati yang khawatir apakah puasa kita diterima atau tidak. Hal ini dimaksudnkan agar memperbanyak istighfar dan memperbaiki niat puasanya.
Semoga hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan baik di ramadhan kali ini. Harus ada peningkatan kualitas diri.
Selanjutnya insya Allah akan di postkan tentang puasa juga. :)

Dalil-dalilnya nanti menyusul ya. :)

???

Barangkali saya belum memahami hakikat yang sebenarnya.
Seharusnya rasa ini menjadi sebuah tindakan, totalitas dalam pengerjaan.
Berkali menata diri, menata hati, meyakinkan diri bahwa semua itu menjadi percuma jika hanya dalam kata.

Merisaukan tentang hal yang bahkan belum terjadi.
Merisaukan tentang hal yang sebetulnya harus dikerjakan dengan hati.

Maka, bismillaahi tawakkaltu 'alallaahi laa haula wa laa quwwata illaa billaah.
:)

man shabara zhafira

(Katanya) Mahasiswa Terbaik Bangsa

sebuah renungan, dan memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki diri.
Curhat Seorang Rekan Dosen
by Ridho Wattimena (dosen teknik pertambangan itb)
on Monday, 21 February 2011 at 11:16

———————————————————————————————————————————–

Selama ini tertanam dalam pikiran kita bahwa mahasiswa ITB adalah putra-putri terbaik Indonesia. Masih benarkan asumsi ini? Saya 100% tidak yakin. Saya mulai ragu jika predikat ini diberikan ke mahasiswa ITB. Menurut saya, putra-putri terbaik Indonesia entah ada di perguruan tinggi mana.

Memang dari sisi peringkat SNMPTN, ITB mendapatkan mahasiswa rangking atas. Tetapi apakah rangking tinggi SNMPTN secara otomatis merepresentasikan “keterbaikan” tadi. Saya kira penilaian ini sangat-sangat naif.

“Nilai” seseorang tidak cukup hanya dilihat dari angka-angka tersebut. Ada hal lain yang menentukan “nilai” seseorang yang bahkan jauh lebih berharga dari angka-angka tadi. Soft skill adalah salah satunya. Dan fakta menunjukkan bahwa soft skill mahasiswa ITB sangat memprihatinkan. Bahkan ada kesimpulan psikolog, mahasiswa ITB pintar secara intelektual tapi memiliki kecenderungan untuk merusak. Apakah mahasiswa semacam ini kita sebut sebagai putra-putri terbaik Indonesia? Justru orang semacam ini bisa berbahaya karena berpotensi menggunakan kepintaran intelektualnya untuk tujuan yang negatif.

Data lain, selama pemilihan mahasiswa teladan tingkat nasional beberapa tahun terakhir ini, hampir tidak pernah mahasiswa ITB keluar sebagai juara pertama. Lalu mana predikat sebagai mahasiswa terbaik? Apa ukuran terbaik itu?

Akhir-akhir ini, tingkah laku mahasiwa ITB makin aneh (menurut pemantauan saya). Saya merasa sikap mahasiswa ITB sekarang serupa dengan sikap mahasiswa PT swasta beberapa puluh tahun yang lalu yang pernah saya ajar. Dulu saya tidak pernah melihat mahasiswa ITB yang bergerombol sambil main kartu dan tidak pernah melihat mahasiswi yang merokok. Sekarang mahasiswi begitu bangga memamerkan kepulan asap rokoknya di depan para dosen yang lewat.

Mungkin benar dulu mahasiwa ITB merupakan putra-putri terbaik Indonesia. Mereka adalah juara-juara di daerah yang berasal dari berbagai golongan ekonomi. Banyak dari mereka dari golongan ekonomi lemah dengan daya juang yang luar biasa. Mereka adalah mahasiswa-mahasiswa pekerja keras dengan mimpi-mimpi besar. Sebagian mereka itu sekarang sedang menjadi para dosen di ITB.

Sekarang, banyak mahasiswa masuk ITB hanya untuk mengejar status. Mereka berasal dari golongan yang sangat berkecukupan, dan tidak terlalu penting bagi mereka untuk memikirkan bahwa setelah lulus nanti mau kerja di mana. Karena mereka adalah anak orang-orang yang sangat berkecukupan yang menjalankan perusahaan-perusahaan besar. Dan lebih parah lagi, ITB sangat memanjakan mahasiswa dari golongan ini.

Bagi saya, mengatakan mahasiswa ITB sebagai putra-putri terbaik di Indonesia sama dengan pemkot Bandung tanpa malu masih mempertahankan status Bandung sebagai Paris van Java. Teralu indah kota Paris untuk dikaitkan dengan kota Bandung yang tidak karuan seperti ini. Sebenarnya kita harus malu dengan hal ini.

Kalau kita jujur sebagai dosen, masihkah kita mau mengklaim bahwa mahasiswa ITB sebagai putra-putri terbaik Indonesia?

Geng Motor

Jika dulu saya hanya melihat ulah para ABG labil ini di televisi, maka beberapa waktu yang lalu mereka hadir lebih dekat. Pagi buta motor-motor itu masuk ke gang rumah, ditinggalkannya begitu saja motor-motor itu di depan rumah-rumah kami. Mereka semua berlarian, sepertinya menghindari kejaran geng motor lain. Bisa ditebak dari banyaknya suara derungan motor di jalan.
Mereka tidak datang dengan tangan kosong, tapi membawa besi panjang dan senjata lainnya. Barangkali mereka hendak atau sudah tawuran di antah berantah. Kedatangan mereka tentu saja membuat kami kaget. Kelakuan mereka sudah sangat mengganggu ketentraman, terlebih mengancam keselamatan.
Hal yang ditakuti ketika mereka datang adalah kelompok lawan juga masuk ke gang rumah kami, lalu melakukan perlawanan. Pernah satu kali rumah seorang family rusak karena ada geng motor yang bersembunyi di rumahnya, hingga rumahnya dilempari oleh geng motor lain.
Well, it's scared.

Dan hari minggu kemarin suara rombongan motor kembali menggerung di pagi buta. Meski kali ini tidak masuk ke gang, hanya di jalan raya, tapi perasaan takut akan kembalinya mereka masih ada. Membuat sulit tidur sampai benar-bemar yakin bahwa motor-motor itu sudah pergi jauh sekali.

Hei geng motor, kalian membuat kami takut!