RSS

Ketika Hati Galau dan Terasing

Oleh Ustadz Muhammad Arifin Ilham

Ibnu Mas'ud RA pernah didatangi oleh jamaahnya selepas taklim. "Tempat mana yang harus aku datangi saat aku mendapati keadaanku galau dan terasing?" seru jamaah.

"Datangilah tempat yang Alquran sering dibacakan. Kamu duduk dan simak bacaannya. Niscaya kamu akan dapati ketenangan. Lalu, datangi tempat-tempat yang kamu diajak untuk mengingat dan menyebut Allah dan akan bertambah ilmumu. Terakhir, datangi alas sajadahmu di keheningan malam dan mengadulah kepada Rabb Pengatur hidupmu."

Cerita sarat hikmah ini boleh jadi menjadi bagian dari cerita hidup kita. Karena satu hal yang pasti, keadaan galau dan terasing menjadi sesuatu yang tidak bisa terpisah dalam perjalanan hidup manusia. Dan, di antara kunci melepas lara dan keterasingan hidup adalah dengan sering mendatangi majelis-majelis ilmu dan zikir.

Rasul pernah mengatakan, betapa beruntungnya orang yang rajin dan istiqamah hadir di majelis-majelis ilmu dan zikir. "Tidaklah satu kaum duduk membaca Alquran lalu mengkajinya dan berzikir kecuali akan menyita perhatian para malaikat, terliputi ketenangan di hatinya, ditenggelamkan dalam lautan rahmat-Nya dan semakin dimasyhurkan namanya di hadapan makhluk Allah."

Ada banyak hikmah yang didapatkan dengan sering duduk berbaur dalam lautan manusia yang berzikir dan menuntut ilmu. Inilah yang akan kita dapati dengan menghadiri majelis kebanggaan Allah dan malaikat-Nya itu.

Pertama, ilmu dan pengetahuan kita semakin bertambah. Hal yang tidak bisa dimungkiri adalah sering kali masalah menghimpit kita dan sulit menemukan cara menyikapi dan penyelesaiannya. Boleh jadi lantaran keterbatasan ilmu dan pengetahuan kita. Dengan hadir di majelis ilmu dan zikir, berarti ada upaya pengayaan informasi dan ilmu.

Kedua, iman terjaga dan bertambah kuat. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal." (QS al-Anfal [8]: 2).

Ketiga, tumbuh kecintaan kepada ulama. Rasul bersabda, "Siapa yang memuliakan ulama, kalian memuliakanku dan siapa yang memuliakanku, Allah muliakan dengan surga-Nya."

Keempat, cara paling jitu menghancurkan keangkuhan diri. Saat menegakkan kepala ke atas, melihat para ustaz, bukankah artinya kita mau mendengar dan melihat siapa yang di atas kita.

Ketika merintih dalam doa, maknanya supaya keluhan kita didengar. Itu artinya kita kecil, bodoh dan teramat banyak kekurangan. Karenanya, duduk di majelis zikir dan ilmu, pada gilirannya mampu membekap kesombongan kita.

Kelima, berkumpul dengan orang saleh. Insya Allah, mereka yang hadir di majelis zikir atau ilmu adalah para perindu, pemburu kasih sayang, dan rida Allah. Mereka adalah orang-orang yang ingin hidupnya bermakna dan bahagia dunia akhirat. Nabi SAW bersabda, "Saat orang-orang saleh berkumpul dan menyebut Allah, malaikat mengepakkan sayapnya dan menaungi mereka dengan untaian doa: "Ya Allah rahmati mereka dan ampuni mereka."

sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/07/08/lo0f2u-ketika-hati-galau-dan-terasing

Khutbah Haji Wada'

Pertama kali membaca hal ini dari kertas selembaran yang biasa dibagiin tiap jum'at. Pertama kali baca ini pengen nangis, I just can't imagine how if I were there? :')

Isinya seperti berikut ini:

Hari itu Hari Tarwiyah 10 H. Saat itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pergi ke Mina dan melaksanakan shalat zuhur, asar, magrib, isya, dan subuh di sana. Seusai menanti beberapa seat hingga matahari terbit, beliau lantas melanjutkan perjalanan hing­ga tiba di Arafah. Tenda-tenda waktu itu telah didirikan di sana. Beliau pun masuk tenda yang disiapkan bagi beliau.

Setelah matahari tergelincir, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam meminta agar Al-Qashwa’, unta beliau, didatangkan. Beliau kemudian menungganginya hingga tiba di tengah Padang Arafah. Di sana telah berkumpul sekitar 124.000 atau 144.000 kaum Muslim. Beliau kemudian berdiri di hadapan mereka me­nyampaikan khutbah haji terakhir beliau yang lebih dikenal dengan sebutan haji wada’:

Wahai manusia! Dengarkanlah nasihatku baik-baik, karena barangkali aku tidak dapat lagi bertemu muka dengan kamu semua di tempat ini. Tahukah kamu semua, hari apakah ini? (Beliau menjawab sendiri) Inilah Hari Nahr, hari kurban yang suci.Tahukah kamu bulan apakah ini? Inilah bulan suci. Tahukah kalian tempat apakah ini? Inilah kota yang suci. Karena itu, aku permaklumkan kepada kalian semua bahwa darah dan nyawa kalian, harts bends kalian dan kehormatan yang satu terhadap yang lainnya haram atas kalian sampai kalian bertemu dengan Tuhanmu kelak. Semua harus kalian sucikan sebagaimana sucinya hari ini, sebagaimana sucinya bulan ini, dan sebagaimana sucinya kota ini. Hendaklah berita ini disampaikan kepada orang-orang yang tidak hadir di tempat ini oleh kamu sekalian!

Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah, saksikanlah!

Hari ini hendaklah dihapuskan segala macam bentuk riba. Barang siapa yang memegang amanah di tangannya, maka hendaklah is bayarkan kepada yang empunya. Dan, sesungguhnya riba jahiliah adalah batil. Dan awal riba yang pertama sekali kuberantas adalah riba yang dilakukan pamanku sendiri, Al-’Abbas bin’Abdul-Muththalib.

Hari ini haruslah dihapuskan semua bentuk pembalasan dendam pembunuhan jahiliah, dan penuntutan darah cara jahiliah. Yang pertama kali kuhapuskan adalah tuntutan darah ‘Amir bin Al-Harits.

Wahai manusia! Hari ini setan telah putus asa untuk dapat disembah pada bumimu yang suci ini. Tetapi, ia bangga jika kamu dapat menaatinya walau dalam perkara yang kelihatannya kecil sekalipun. Karena itu, waspadalah kalian atasnya! Wahai manusia! Sesungguhnya zaman itu beredar sejakAllah menjadikan langit dan bumi.

Wahai manusia! Sesungguhnya bagi kaum wanita (istri kalian) itu ada hak-hakyang harus kalian penuhi, dan bagi kalian juga ada hak-hak yang harus dipenuhi istri itu. Yaitu, mereka tidak boleh sekali-kali membawa orang lain ke tempat tidur selain kalian sendiri, dan mereka tak boleh membawa orang lain yang tidak kalian sukai ke rumah kalian, kecuali setelah mendapat izin dari kalian terlebih dahulu. Karena itu, sekiranya kaum wanita itu melanggar ketentuan-ketentuan demikian, sesungguhnya Allah telah mengizinkan kalian untuk meninggalkan mereka, dan kalian boleh melecut ringan terhadap diri mereka yang berdosa itu.Tetapi,jika mereka berhenti dan tunduk kepada kalian, menjadi kewajiban kalianlah untuk memberi nafkah dan pakaian mereka dengan sebaik-baiknya. Ingatlah, kaum hawa adalah makhluk yang lemah di samping kalian. Mereka tidak berkuasa. Kalian telah membawa mereka dengan suatu amanah dari Tuhan dan kalian telah halalkan kehormatan mereka dengan kalimat Allah. Karena itu, bertakwalah kepada Allah tentang urusan wanita dan terimalah wasiat ini untuk bergaul baik dengan mereka.

Wahai umatku! Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah, saksikanlah!

Wahai manusia! Sesungguhnya aku meninggalkan kepada kalian sesuatu, yang jika kalian memeganginya erat­-erat, niscaya kalian tidak akan sesat selamanya. Yaitu: Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Wahai manusia! Dengarkanlah baik-baik spa yang kuucapkan kepada kalian, niscaya kalian bahagia untuk selamanya dalam hidupmu!

Wahai manusia! Kalian hendaklah mengerti bahwa orang-orang beriman itu bersaudara. Karena itu, bagi tiap­-tiap pribadi di antara kalian terlarang keras mengambil harta saudaranya, kecuali dengan izin hati yang ikhlas.

Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah saksikanlah!

Janganlah kalian, setelah aku meninggal nanti, kembali kepada kekafiran, yang sebagian kalian mempermainkan senjata untuk menebas batang leher kawannya yang lain. Sebab, bukankah telah kutinggalkan untuk kalian pedoman yang benar, yang jika kalian mengambilnya sebagai pegangan dan lentera kehidupan kalian, tentu kalian tidak akan sesat, yakni Kitab Allah (Al ­Quran).

Wahai umatku! Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah, saksikanlah!

Wahai manusia! Sesungguhnya Tuhan kalian itu satu, dan sesungguhnya kalian berasal dari satu bapak. Kalian semua dari Adam dan Adam terjadi dari tanah. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian semua di sisi Tuhan adalah orang yang paling bertakwa. Tidak sedikit pun ada kelebihan bangsa Arab dari yang bukan Arab, kecuali dengan takwa.

Wahai umatku! Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah, saksikanlah!

Karena itu, siapa saja yang hadir di antara kalian di tempat ini berkewajiban untuk menyampaikan wasiat ini kepada mereka yang tidak hadir!

Tak lama setelah Rasulullah Saw. menyampaikan khutbah tersebut, turunlah firman Allah, Pada hari ini telah Kusem­purnakan bagi kalian agama kalian dan telah Kucukupkan kepada kalian nikmat-Ku dan Islam telah Kuridhai menjadi agama bagi kalian (QS AI-Ma’idah [5]: 3).

Mendengar firman Allah tersebut, ‘Umar bin Al-Khath­thab pun meneteskan air mata. Melihat hal itu, dia pun dita­nya, “‘Umar! Mengapa engkau menangis? Bukankah engkau ini jarang sekali menangis?”

“Karena aku tahu, selepas kesempurnaan hanya ada ke­kurangan,” jawab Umar. Ia telah merasakan suasana perpisahan (wada’) terakhir dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang sangat dicintainya.

(Diceritakan kembali dari sebuah hadis yang dituturkan oleh Al-Bukhari dari ‘Abdullah bin ‘Umar dan sebuah kisah yang dituturkan oleh Ibnu Hisyam dalam Al-Sirah Al-Nabawiyyah dalam Teladan Indah Rasulullah dalam Ibadah, Ahmad Rofi ‘Usmani)

Untukmu Teman

Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria

Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ikatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan
Bersimpul padu

Kenangan bersamamu
Takkan ku lupa
Walau badai datang melanda
Walau bercerai jasad dan nyawa

Mengapa kita ditemukan
Dan akhirnya kita dipisahkan
Munkinkah menguji kesetiaan
Kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan daku kekuatan

Mungkinkah kita terlupa
Tuhan ada janjinya
Bertemu berpisah kita
Ada rahmat dan kasihnya
Andai ini ujian
Terangilah kamar kesabaran
Pergilah derita hadirlah cahaya

Who I am

Maybe I'm not the person everyone thinks I am.

:')

Ibu

Salah sat hal yang paling saya kangenin pas kkn---->> MAMA :')
dan kemarin, ketika perpisahan temen-temen nyaniin lagu novi yang judulnya ibu. saya sempet meneteskan air mata, terutama karena melihat ekspresi salah seorang teman yang udah gak punya ibu. :'(
Rasanya nyelek bangt waktu liat dia, sediiiiiiih. T__T
Ini liriknya

Sebening Tetesan embun pagi
Secerah sinarnya mentari
Bila ku tatap wajah Mu Ibu
Ada kehangatan di dalam hatiku
Air wudhu slalu membasahimu
Ayat suci slalu di kumandangkan
Suara lembut penuh keluh dan kesah
Berdoa untuk putra-putrinya
Oh Ibuku Engkaulah wanita
Yang ku cinta selama hidupku
Maafkan anakmu bila ada salah Pengorbanan Mu tanpa balas jasa
Ya Allah ampuni dosanya
Sayangilah seperti menyayangiku
Berilah Ia kebahagian
Didunia juga di akhirat

KKN-T part 1

bismillahirrahmaanirrahiim.

KKN-T? Mungkin singkatan ini masih sangat asing, bahkan untuk diri saya juga pada awalnya. KKN-T itu singkatan dari Kuliah Kerja Nyata Tematik. Jadi, kkn ini memiliki tema khusus. tema ini akan menjadi fokus utama. Tahun ini, ITB membuka kkn untuk pertama kalinya setelah 15 tahun tidak membuka kelas kkn. Dan saya daftar, jadi angkatan pertama loh. :D

Tema yang saya ambil untuk kkn-t kali ini yaitu perencanaan distribusi air dan sanitasi. Alasan saya mengambil tema ini karena pada awalnya saya berfikir bahwa tema ini sangat sesuai dengan jurusan yang saya jalani, Teknik Lingkungan. Pada awalnya saya mengira bahwa pembekalan diberikan secara penuh dalam 2 minggu, tapi kenyataannya hanya 2 kali pertemuan. -___-
terasa sangat kurang.

KKN ini dilaksanakan di 2 desa, yaitu Sukalaksana dan Cihurip. Kebetulan saya mendapatkan tempat di Desa Sukalaksana. Pada gelombang pertama terdapat dua tema yang bertempat di Sukalaksana, yaitu kelompok saya dan kelompok dengan tema hidrogeologi dan geolistrik(meski akhirnya hanya pemetaan sumber air).

Kelompok sanitasi(kelompok saya) dan kelompok pemetaan(the other one) masing-masing terdiri dari 10 orang.

Kelompok sanitasi:
  • riry, TL'09
  • ami TL'09
  • arai TL'09
  • acid Bi'09
  • camar Bi'09
  • destry Bi'09
  • roni Ar'09
  • Fitra IF'09
  • ira Bi'09
  • susi Ma'09
sedangkan kelompok pemetaan:
  • lutfi Gl'09
  • bobi Gl'09
  • mukhlis Gd'09
  • tika Gd'09
  • nuli Gd;08
  • etha Gd'08
  • ilham TA'07
  • wicko IF'09
  • Yudha Me'09
  • fakhri Gd'09
Dan selama 2 minggu kami tinggal bersama. :D
tentunya laki-laki dan perempuan terpisah. ^^

Cerita baru dimulai ketika kami sampai di desa. :)
Awalnya kami tidak saling kenal satu sama lain, sampai akhirnya sekarang merasa begitu dekat. :')

to be continued..

KPop

KIMCHI-Korean bla bla bla(lupa singkatannya).

Kalo jaman jahiliyah dulu mungkin saya mau banget dah dateng ke konser ini. Ada suju, Park Jung min(SS501), dll(yang lain saya gak kenal, mereka muncul saat saya udah tobat :p). Ngeliat orang-orang sooooo histeris nonton ni konser. After waiting for 4-5 years, finally they come to Indonesia. Even without a full team, causing by Siwon had another job in Korea.

First time I know about KPop when I was in SHS. Cute guys with a nice voice. By the time I know that I can't be like that, like the fanatic fans. Buying the stuffs about them, cd, or anything about the. Besides wasting money and time, I think that I have to0 many things to think than KPop, boy band especially. :p

Yeah, the time goes so fast.
Go straight and enjoy your life ry! :D
without being anyfans. LOL

Believe

Even if you're hurt
And you feel you're about to break down
Iwill definitely by your side
Lift the weight from your shoulders
Bearing the world's hopes
The world continue to revolve
Now, when the doors of the future open
The sadness and suffering
will someday turn into happiness

I believe in future
I believe



~~Gakuen Alice

Persiapan Ramadhan 1

Minggu ini bertema ramadhan, mulai dari halaqah, majelis ta'lim, kumpul terpusat, bahkan message yang mampir pun bertemakan ramadhan. Sekarang udah memasuki tanggal 22 Jumadilakhir. (udah lewat maghrib soalnya :)). Bentar lagi rajab, sya'ban dan RAMADHAN. Ada pepatah yang mengatakan bahwa gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan. Nah, saya gak mau hal itu terjadi, saya ingin maksimal dan total dalam ramadhan tahun ini yang insya Allah jatuh di tanggal 1 Agustus. :)

Puasa adalah separuh kesabaran. (HR Tirmidzi)

Terdapat dua persiapan ma'nawiyah, yaitu menuntaskan hutang puasa ramadhan sebelumnya dan menanamkan kerinduan pada ramadhan. Dua hal ini termasuk salah satu yang penting dalam mempersiapkan diri untuk datangnya Ramadhan. ketika rindu, maka kita akan mempersiapkan diri sebaik-baiknya.

Terdapat 6 perkara kesempurnaan puasa orang-orang shalih, yaitu:
  1. Puasa pandangan. Menahan pandangan dari hal-hal yang tidak diperbolehkan, termsuk setiap hal yang dapat melalaikan dari mengingat Allah dan menyibukan hati. (jangan-jangan nonton juga termasuk nih >_<)
  2. Puasa lisan. Menjaga lisan dari bualan, dusta, ghibah, gunjingan, kekejian, perkataan kasar, dan pertengkaran. Untuk meminimalisir kita dapat menyibukan diri dengan dzikrullah dan tilawah Al-Qur'an.
  3. Puasa pendengaran. Menjauhkan pendengaran dari setiap yang dibenci dan yang makruh. Mendingan dengerin muratal atau kajian. :)
    Mendengar hal-hal yang dibenci dan makruh sama dengan memakan makanan yang haram (Q.S. Al Maidah : 42)
    Mendiamkan ghibah adalah haram. Q.S. An-Nisa: 140--> Jika kita mendiamkan yang ghibah, artinya kita sama saja.
  4. Menahan berbagai anggota badan lainnya dari berbagai dosa. Menjaga perut dari berbagai syubhat dan haram ketika tidak puasa(atau sedang berbuka).
    Termasuk juga tangan dan kaki. Usahakan anggota badan lainnya juga dimanfaatkan untuk melakukan segala kebaikan.
  5. Menahan perut dari makanan halal tapi berlebihan. Hakikat puasa itu adalah pengosongan dan menundukan hawa nafsu.
    Jangan sampai ketika buka, kita memakan segala jenis hidangan yang ada atau lebih parahnya lagi menimbun makanan di siang hari. --' (kelakuan jaman sd. hehe)
  6. Hendaknya ketika berbuka puasa kita memiliki hati yang khawatir apakah puasa kita diterima atau tidak. Hal ini dimaksudnkan agar memperbanyak istighfar dan memperbaiki niat puasanya.
Semoga hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan baik di ramadhan kali ini. Harus ada peningkatan kualitas diri.
Selanjutnya insya Allah akan di postkan tentang puasa juga. :)

Dalil-dalilnya nanti menyusul ya. :)

???

Barangkali saya belum memahami hakikat yang sebenarnya.
Seharusnya rasa ini menjadi sebuah tindakan, totalitas dalam pengerjaan.
Berkali menata diri, menata hati, meyakinkan diri bahwa semua itu menjadi percuma jika hanya dalam kata.

Merisaukan tentang hal yang bahkan belum terjadi.
Merisaukan tentang hal yang sebetulnya harus dikerjakan dengan hati.

Maka, bismillaahi tawakkaltu 'alallaahi laa haula wa laa quwwata illaa billaah.
:)

man shabara zhafira

(Katanya) Mahasiswa Terbaik Bangsa

sebuah renungan, dan memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki diri.
Curhat Seorang Rekan Dosen
by Ridho Wattimena (dosen teknik pertambangan itb)
on Monday, 21 February 2011 at 11:16

———————————————————————————————————————————–

Selama ini tertanam dalam pikiran kita bahwa mahasiswa ITB adalah putra-putri terbaik Indonesia. Masih benarkan asumsi ini? Saya 100% tidak yakin. Saya mulai ragu jika predikat ini diberikan ke mahasiswa ITB. Menurut saya, putra-putri terbaik Indonesia entah ada di perguruan tinggi mana.

Memang dari sisi peringkat SNMPTN, ITB mendapatkan mahasiswa rangking atas. Tetapi apakah rangking tinggi SNMPTN secara otomatis merepresentasikan “keterbaikan” tadi. Saya kira penilaian ini sangat-sangat naif.

“Nilai” seseorang tidak cukup hanya dilihat dari angka-angka tersebut. Ada hal lain yang menentukan “nilai” seseorang yang bahkan jauh lebih berharga dari angka-angka tadi. Soft skill adalah salah satunya. Dan fakta menunjukkan bahwa soft skill mahasiswa ITB sangat memprihatinkan. Bahkan ada kesimpulan psikolog, mahasiswa ITB pintar secara intelektual tapi memiliki kecenderungan untuk merusak. Apakah mahasiswa semacam ini kita sebut sebagai putra-putri terbaik Indonesia? Justru orang semacam ini bisa berbahaya karena berpotensi menggunakan kepintaran intelektualnya untuk tujuan yang negatif.

Data lain, selama pemilihan mahasiswa teladan tingkat nasional beberapa tahun terakhir ini, hampir tidak pernah mahasiswa ITB keluar sebagai juara pertama. Lalu mana predikat sebagai mahasiswa terbaik? Apa ukuran terbaik itu?

Akhir-akhir ini, tingkah laku mahasiwa ITB makin aneh (menurut pemantauan saya). Saya merasa sikap mahasiswa ITB sekarang serupa dengan sikap mahasiswa PT swasta beberapa puluh tahun yang lalu yang pernah saya ajar. Dulu saya tidak pernah melihat mahasiswa ITB yang bergerombol sambil main kartu dan tidak pernah melihat mahasiswi yang merokok. Sekarang mahasiswi begitu bangga memamerkan kepulan asap rokoknya di depan para dosen yang lewat.

Mungkin benar dulu mahasiwa ITB merupakan putra-putri terbaik Indonesia. Mereka adalah juara-juara di daerah yang berasal dari berbagai golongan ekonomi. Banyak dari mereka dari golongan ekonomi lemah dengan daya juang yang luar biasa. Mereka adalah mahasiswa-mahasiswa pekerja keras dengan mimpi-mimpi besar. Sebagian mereka itu sekarang sedang menjadi para dosen di ITB.

Sekarang, banyak mahasiswa masuk ITB hanya untuk mengejar status. Mereka berasal dari golongan yang sangat berkecukupan, dan tidak terlalu penting bagi mereka untuk memikirkan bahwa setelah lulus nanti mau kerja di mana. Karena mereka adalah anak orang-orang yang sangat berkecukupan yang menjalankan perusahaan-perusahaan besar. Dan lebih parah lagi, ITB sangat memanjakan mahasiswa dari golongan ini.

Bagi saya, mengatakan mahasiswa ITB sebagai putra-putri terbaik di Indonesia sama dengan pemkot Bandung tanpa malu masih mempertahankan status Bandung sebagai Paris van Java. Teralu indah kota Paris untuk dikaitkan dengan kota Bandung yang tidak karuan seperti ini. Sebenarnya kita harus malu dengan hal ini.

Kalau kita jujur sebagai dosen, masihkah kita mau mengklaim bahwa mahasiswa ITB sebagai putra-putri terbaik Indonesia?

Geng Motor

Jika dulu saya hanya melihat ulah para ABG labil ini di televisi, maka beberapa waktu yang lalu mereka hadir lebih dekat. Pagi buta motor-motor itu masuk ke gang rumah, ditinggalkannya begitu saja motor-motor itu di depan rumah-rumah kami. Mereka semua berlarian, sepertinya menghindari kejaran geng motor lain. Bisa ditebak dari banyaknya suara derungan motor di jalan.
Mereka tidak datang dengan tangan kosong, tapi membawa besi panjang dan senjata lainnya. Barangkali mereka hendak atau sudah tawuran di antah berantah. Kedatangan mereka tentu saja membuat kami kaget. Kelakuan mereka sudah sangat mengganggu ketentraman, terlebih mengancam keselamatan.
Hal yang ditakuti ketika mereka datang adalah kelompok lawan juga masuk ke gang rumah kami, lalu melakukan perlawanan. Pernah satu kali rumah seorang family rusak karena ada geng motor yang bersembunyi di rumahnya, hingga rumahnya dilempari oleh geng motor lain.
Well, it's scared.

Dan hari minggu kemarin suara rombongan motor kembali menggerung di pagi buta. Meski kali ini tidak masuk ke gang, hanya di jalan raya, tapi perasaan takut akan kembalinya mereka masih ada. Membuat sulit tidur sampai benar-bemar yakin bahwa motor-motor itu sudah pergi jauh sekali.

Hei geng motor, kalian membuat kami takut!

Amanah

Lima minggu lagi dari sekarang UAS segera menjelang. Bukan waktu yang lama. Akan terasa sangat singkat, saya yakin itu. Minggu ini nilai ujian keluar. Pengen nangis sebetulnya. :')
hahahaha

Awal semester semangatnya udah oke(iya gitu?), tapi ternyataaaaaaa, laporan-laporan itu menyita waktu saya cukup banyak. Yah, saya tahu gak bisa nyalahin laporan gitu aja, semua karena saya yang gak bisa manage waktu dengan baik. >.< Seingat saya, saya sangat jarang bergadang demi menyelesaikan laporan, begadangnya saya itu ya paling cuma sampe jam 1 malem(itu sih ukan begadang, hahaha). Sedih juga ya. Bisa-bisanya saya mengkambinghitamkan si laporan untuk mencari alibi nilai-nilai yang kurang memuaskan itu. Rasanya saya lalai begitu banyak.
Teringat sebuah ayat yang belum lama ini saya hafalkan: "hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rosulnya. Dan janganlah kamu mengkhianati
AMANAT-AMANAT yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui."(Q.S. Al Anfal: 27).
Rasanya saya ingin menangis jika memaknai arti ayat ini kembali. Kuliah merupakan salah satu amanat yang dipercayakan kepada saya. Dan sudah seharusnya saya menjalankan amanat ini sebaik-baiknya. Sungguh-sungguh menjalankannya.

Bukan niali kecil yang saya sedihkan. Akan tetapi bagaimana pertanggungjawaban saya kelak. hiks. Apa benar saya mendapat nilai yang "pantas" untuk ilmu yang saya miliki. :( Atau jangan-jangan malah nilai itu terlalu besar bagi saya si "pengkhianat" ini. Belum lagi saya harus bertanggungjawab terhadap orangtua saya. >.<

Well, masih ada waktu lima minggu lagi. Harus benar-benar manfaatkan waktu buat belajar. Jangan sampai jadi "budak" laporan.
whuuuuzzzzzzzzzzz

bismillahi tawakkaltu 'alallahi laa haula wa laa quwwata illa billah

Everything has changed

Dunia telah banyak berubah, barangkali itu yang sekarang terasa. Begitu cepat perubahan terjadi, hampir di semua tempat. Jika dimasa kecil belum banyak kendaraan berlalu lalang di jalan depan rumah, sekarang pagi pun sudah banyak kendaraan yang melintas. Jika dulu orang-orang mulai membawa peralatan mereka untuk berdagang, menyusun lapak-lapak yang akan mereka pakai di pagi hari, maka saat ini lapak-lapak itu telah berdiri di sana entah sejak kapan, tapi lapak-lapak itu kini menjadi semi permanen. Melintasi jalanan di pagi hari dengan pemandangan "kumuh", ya, tentu saja lapak-lapak itu "mengganggu" jika dlihat. Memadati jalanan dan mengurangi ruang bagi para pejalan kaki. Belum lagi ketika hari semakin beranjak siang. Jika dulu jam macet adalah pukul 10, maka sekarang sejak pukul 06.30 jalanan sudah macet. Bahkan bukan hanya pukul 10 jalanan begitu padat, hampir setiap waktu bahkan, kecuali pukul 22-6. itulah yang saya lihat. Teringat ketika lebaran menjelang, maka jalanan di depan akan menjadi sangat lengang, hanya berisikan orang-orang saja. Menyebrang menjadi begitu mudah, bahkan bagi anak-anak. Tapi kini, meski lebaran, pukul 9 jalanan sudah begitu ramai oleh kendaraan yang melintas, membuat jalanan padat, bahkan cenderung macet. Di hari lebaran itu adik saya bertanya, "Teh, aneh ya, kok lebaran macet?", lalu saya menjawab, "Kapan sih sukajadi(nama daerah saya tinggal) gak macet?hheu."

Dimasa saya kecil, jika malam menjelang, suara binatang dari kebun binatang kadang terdengar. bahkan ibu saya mengatakan bahwa ketika dia masih kecil suara itu jauh lebih jelas. Tapi sekarang apa?bahkan ketika menunggu seharian mala-pagi, suara itu tidak terdengar lagi. Polusi suarakah penyebabnya?atau mungkin binatang-binatang itu sudah enggan lagi mengeluarkan suaranya karena mereka begitu lelah? Ah, entahlah.

Dulu saya pernah bermain "jauh", tempat yang dulunya merupakan tempat latihan polisi, berisikan kebun-kebun dengan phon yang besar-besar. Pertama kalinya saya mengetahui pohon jambu mete atau lebih dikenal dengan sebutan jambu monyet di tempat itu juga. Kini, dengan segala kemewahannya yang tersajikan mall PVJ berdiri tegak di tempat itu. Meski pada awalnya penduduk sekitar menolak pembangunan mall tersebut, pada akhirnya mall itu tetap berdiri. Bahkan sekarang orang-orang yang dulunya menolak tak jarang menghabiskan waktu di tempat itu, termasuk saya barangkali.

Begitu banyak hal yang berubah, namun tak menjadikan segalanya lebih baik, terkadang lebih buruk bahkan. Bukan berarti saya tidak menyukai perubahan. Tentu saja saya pun berharap diri saya berubah, kearah yang lebih baik tentunya. :)

bismillahi tawakkaltu 'alallahi, laa haula walaa quwwata illa billah.

The Day

Sudah sejak lama saya hafal surat ini, tapi belum pernah seperti ini. Kalimat-kalimat itu terus mengisi kepala saya akhir-akhir ini. Membuat dada saya berdegup, ada sebuah perasaan yang aneh. Akhirnya setelah sholat kemarin, saya membuka mushaf terjemah, membaca Q.S 'Abasa, dari awal sampai akhir, dan kembali merasakan getaran yang sama. Ketika membaca terjemahnya, rasanya saya mulai ingin menangis, dan akhirnya tumpahlah air mata itu ketika sampai pada ayat 33.

Terjemahannya:

33. Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),

34. Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,

35. Dari ibu dan bapaknya,

36. Dari istri dan anak-anaknya.

37. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.

38. Banyak muka pada hari itu berseri-seri,

39. Tertawa dan bergembira ria,

40. Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu,

41. Dan ditutup lagi oleh kegelapan[1559].

42. Mereka Itulah orang-orang kafir lagi durhaka.

[1559] maksudnya mereka ditimpa kehinaan dan kesusahan.

Ya, ini tentang hari itu, hari dimana semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing. Tak ada yang mengenal satu sama lain. Terlalu sibuk dengan apa yang akan dipertanggungjawabkannya.
Cepat atau lambat, hari itu akan segera datang dan tak seorangpun yang dapat mengelak akan datangnya hari tersebut.
Maka termasuk golongan manakah saya kelak?

Mereka yang wajahnya berseri-seri

ataukah

Mereka yang wajahnya tertutup abu.

Allahummaghfirli,
Ya Allah, ampunkanlah, ampunkanlah

Jangan Berlebihan

Sebelum hari ini, saya sangat sensitif dengan materi yang satu ini. Selalu berusaha menghindarinya. Bukan tabu, hanya saja saya selalu merasa "ah, belum saatnya, masih lama" atau apapun. Selalu banyak alasan menghindari tema-tema seperti ini. bahkan saya pun menghindari bacaan-bacaan yang bertemakan ini. Barangkali bisa ditebak tema apa yang begitu sering saya hindari, munakahat. Ya, tema yang rasanya begitu sering saya hindari ini ternyata bukanlah sesuatu yang tabu untuk dibicarakan apalagi jika dihindari. Rasanya saya memiliki rasa anti yang berlebihan. Tapi hari ini mengubah cara pandang saya. Mendapatkan materi tentangnya tidak selalu buruk ternyata. begitu banyak pelajaran yang bisa diambil.

Ternyata materi-materi ini memang diberikan bukan untuk mereka yang akan menjalankan sunnah rosul yang satu ini besok atau lusa, tapi juga untuk mereka yang akan melaksanakannya di tahun-tahun yang akan datang.

Menurut sang pemberi materi tadi, ternyata persiapan itu memang perlu dilakukan jauh-jauh hari. Katakanlah jika ingin menunaikannya saat lulus kuliah, maka setidaknya sejak lulus SMA kita sudah menyiapkannya. Bukan hanya menyiapkan diri, tapi juga keluarga.

Membaca-baca atau menghadiri tema ini terkadang memang perlu, tapi bukan berarti seluruhnya jadi tema seperti ini. Sewajarnya saja. Hanya saja jangan sampai terlalu antipati. Menurut teteh pemberi materi, ketika dulunya beliau masih single, beliau sangat menghindari tema-tema seperti ini. Pikirannya persis dengan apa yang selama ini saya pikirkan, masih lama. Tapi ternyata Allah berkehendak lain, dia ditakdirkan untuk menjalaninya lebih cepat dari targetnya. Dan sekarang, dia agak kelabakan. Jangankan untuk belajar atau membaca hal ini. Menjalaninya saja menyita begitu banyak waktu.

Yah, intinya sih jangan berlebihan dalam memandang sesuatu, bisa jadi malah berakibat buruk terhadap diri sendiri. :)

There's a way if there's a will

barangkali judul di atas sangat cocok dengan kondisi akhir-akhir ini. Bosan dengan rutinitas yang ada, maksudnya bikin lapora, jurnal, laporan, jurnal. Berasa hidup dikuasai oleh bakteri-bakteri(praktikum mikrobiologi soalnya. :p). Seharusnya semua ini menyenangkah, hanya saja saya kurang menyertakan hati dalam setiap hal yang dilakukan.

Laporan dan jurnal yang tadinya saya niatkan untuk dikerjakan jum'at malam tertunda karena saya ngantuk berat malam itu(full dari jam 7 pagi sampai 5 sore, tanpa jeda), hari sabtunya adik saya pulang dan menguasai dunia "komputer" dirumah, "mengalah" dan akhirnya saya tidur(lagi)-->PARAH, dan akhirnya hari minggu saat saya super SEMANGAT, buka laptop, cek email, eh baru inget kalo saya ada PR dan harus dikumpulkan malam itu juga. Alhasil malam itu saya "hanya" mengerjakan PR dan laporan, jurnal terbengkalai(lagi). Senin, lagi-lagi dengan alasan yang sama saya batal mengerjakan jurnal dan laporan, bahkan tadi pagi(selasa) saya sampai ditegur mama, "Katanya mau ngerjain laporan, eh malah tidur aja". >_<

Saya tahu ini super parah, saya juga gak ngerti kenapa kayak gitu. ckckckck
Dan akhirnya, pulang kuliah tadi saya bertekad buat ngerjain semuanya, tapi(llagi-lagi ada tapinya, saya malah masak, makan, masak, makan) ckckckck. Meskipun begitu, akhirnya saya MULAI MENGERJAKAN. ^o^
Pokoknya saya gak mau "kalah" lagi, jadi setelah sholat ashar saya mulai ngebut mengerjakan semuanya dan voila BERES ternyata. Laporan langsung jadi, kalo jurnal sih belom beres semua. hehehe

Ternyata kalo emang bener sungguh-sungguh kita bisa ya. :)

bismillahi tawakkaltu 'alallahi laa haula walaa quwwata illaa billah. ^^

Semangat mengerjakan jurnal kembali. ^o^

Tentang Sebuah Rasa

Ketika ada sebuah rasa yang perlahan menyusup, memasuki relung hati, malu rasanya diri ini.
Kaget aku dibuatnya.
Tanpa sadar, rasa itu masuk, dan kini sedang bersemayam ditempat yang tidak seharusnya.

Istighfar dan meminta ampun atas rasa bersalah yang dirasakan.

Mencoba untuk menata segalanya seperti dulu.
Menguatkan hati juga diri.
Menatap dan melangkah ke depan.

Entah darimana datangnya semua ini.
Tanpa permisi, tiba-tiba bersemayam sudah.

Sendiri,
menata hati.

Seamo-Mother

This is the lyric of Mother by Seamo. I love this song, reminds me about my mommy. Though I know maybe I'm not exactly like the lyrics tells about, but I know one thing that I LOVE MY MOTHER. :)

Here it is:


Hi Mother, Haikei, genki ni shitemasuka?
Saikin renraku shinakute gomen Boku wa nantoka yattemasu…


Chiisana karada ni chiisana te Shiraga mo majiri Marukunatte
Shikashi boku ni wa Nani yori mo ookikute Dare yori mo tsuyokute
Sasaete kureta kono ai Dakara kodomo ni mo tsutaetai


Chikaku ni iru to iradatsu kuse ni Tooku ni iru to sabishiku kanji
Anata wa sonna sonzai Donna mondai mo Mi wo kezutte kaiketsu suru
Soshite Boku no shitteru dare yori mo Ichi-ban gamandzuyoku TAFU desu
Itsumo massaki ni ki ni suru Jibun janaku boku no karada de


Suiji sentaku Souji ni ikuji Amatta jikan sara ni shigoto shi
Ichi-ban hikui basho ni aru mono shika Motomenakattano Anata yo
Atarimae sugi wakaranakatta Hitori de kurashi hajimete wakatta
Anata no sugosa Taihensa Sore wo omoeba Kyou mo boku ganbareru sa


Chiisana karada ni chiisana te Shiraga mo majiri Marukunatte
Shikashi boku ni wa Nani yori mo ookikute Dare yori mo tsuyokute
Sasaete kureta kono ai Dakara kodomo ni mo tsutaetai


“Ashita asa shichi-ji ni okoshite” to itte
Anata jikan doori ni okoshite kurete
Shikashi Rifujin na boku wa
Neboke nagara ni iu kotoba wa “Urusee!”
Konna kurikaeshi no RUUTIN Iyana kao hitotsu sezu ni
Anata Mainichi okoshite kureta
Donna mezamashi yori atatakaku seikaku datta


Sore de mo aru hi Gakkou wo ZURUyasumi ”Ikitakunai” to ii
FUton kara ichido mo denu boku mae ni Kao wo ryoute de ooikakushi
Oogoe agete naita Boku mo kanashikute naita
Sono toki boku wa ”Nante baka na koto wo shitan da” to jibun semeta


Chiisana karada ni chiisana te Shiraga mo majiri Marukunatte
Shikashi boku ni wa Nani yori mo ookikute Dare yori mo tsuyokute
Sasaete kureta kono ai Kanshashitemasu My Mother


Kodomo ni sakidattareru hodo Tsurai koto nante Kono yo ni nai no dakara
Tatta ichi-byou de mo Anata yori nagaku ikiru koto Kore dake wa mamoru
Kore dake wa…


Anata no kodomo de yokatta Anata ga boku no haha de yokatta
Itsu made mo kawaranai Zutto zutto kawaranai
Boku wa anata no ikiutsushi dakara…


Chiisana karada ni chiisana te Shiraga mo majiri Marukunatte
Shikashi boku ni wa Nani yori mo ookikute Dare yori mo tsuyokute
Sasaete kureta kono ai Dakara kodomo ni mo tsutaetai


Zutto boku no haha de ite Zutto genki de ite
Anata ni wa mada shigoto ga aru kara Boku no oyakoukou uketoru shigoto ga…


And the best part is:

I’m glad I’m your child
I’m glad you’re my mother
And that won’t ever change
It won’t ever change for all time
Because I am the very image of you

:')

Jahim

Semester baru dengan semangat dan niat yang baru. :)
Welcome in 4th semester.

Hari pertama di kampus diakhiri dengan pembagian jaket. Terasa biasa bagi saya, tapi terasa sangat luar biasa bagi salah seorang teman saya. Penuh perjuangan dan air mata untuk mendapatkannya, begitu yang ia katakan.
Ngomong-ngomong tentang jahim, jahim milik saya berukuran S. Saya tidak berani memesan ukuran XS meski saya tahu bahwa si jahim akan sedikit kedodoran. Dan ternyata setelah dipakai, saya cukup nyaman. :)
Beberapa teman mengatakan bahwa jahim saya kegedean, dan kenapa saya tidak memesan ukuran xs?saya cuma senyum. :)

Setibanya dirumah, ayah saya yang melihat jahim baru langsung mengambilnya. "jahim baru ya teh? kurang gede ukurannya."
Saya: "...."

Well, you don't have to hear anything.
hehehe

some people says A to you and the others say B, I only can say C.
^o^

Air Mata

Bagi saya air mata bukan sekedar identitas "cengeng"nya seseorang. Air mata memiliki makna lebih dari itu.
Bahagia, terharu, sedih, senang, terkadang diungkapkan lewat air mata.
Teringat ucapan orangtua saya, "Nangis itu boleh, yang gak boleh itu rewel."
Menangis bukan hanya dilakukan oleh kaum hawa saja, tapi kaum adam juga. Bukan bererti ketika kaum adam menangis dia adalah banci. Saya kurang setuju jika ada yang mengatakan banci terhadap kaum adam yang menangis,
yah kecuali kalau dia memang 'rewel', saya juga tidak suka.

Sebetulnya saya bukan termasuk orang yang "suka" menangis di depan orang lain. Saya akan menghindari sebisa mungkin untuk tidak menangis di depan orang lain. Barangkali itu karena saya tidak mau terlihat
LEMAH. Ketika sekolah dulu, saya ingat betul saya menangis di depan orang ketika "harga diri" teman saya diinjak-injak, dihina. Saya merasa tidak terima dengan perlakuan itu. Hmm, masa-masa yang penuh "konflik" sebetulnya. Selebihnya saya tidak pernah menangis di depan orang lain.

Akan tetapi semua berubah ketika saya sudah lulus. Terlebih ketika tidak lulus. Meskipun saya mencoba untuk tidak menangis di depan yang lain, tapi pada akhirnya air mata ini leleh juga.
Payah.

Memasuki dunia perkuliahan dan banyak mengikuti daurah-daurah, yang "memaksa" saya menangis. Meski saya benci menangis di depan orang lain, tapi rasanya sulit membendung air mata di momen-momen seperti itu. Tapi saya selalu berusaha agar tidak berlebihan dan lebih menjaga emosi.

Akhir-akhir ini saya menjadi lebih sering meneteskan air mata, menghabiskan waktu sebelum tidur untuk bermuhasabah. Entahlah, barangkali saya mengalami kerapuhan hingga begitu mudah untuk meneteskan air mata. Saya bahkan menangis sampai tertidur, tak peduli mata saya bengkak keesokan harinya. Ada kelegaan tersendiri ketika apa yang saya rasakan "tumpah" bersama air mata.
Jika dulu saya menganggap banyak hal "biasa" saja, tapi sekarang begitu banyak hal kecil yang bisa membuat saya terharu.
Menumpahkan banyak hal kepadaNya bersamaan dengan jatuhnya air mata memang terasa melegakan, meski saya tahu bahwa masalah tidak akan selesai dengan air mata, tapi tetap saja itu membantu saya.

membantu agar saya lebih kuat
membantu agar esok hari saya bisa tersenyum
membantu saya untuk bisa menata hati kembali

Selain itu, air mata juga bisa membersihkan mata loh. :)