RSS

pesan singkat

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Semalem saya dapet sms dari murabbi lama tentang ukhuwah, isi smsnya:

Ukhuwah tak mengenal kesudahan.
ia mengiringimu dalam hidup sebagai penyejuk.
menyapamu dalam kesendirian yang melelahkan dan menjagamu tetap dalam senyum.

Ukhuwah adalah persaudaraan yang kekal..
ia tak mengenal kejenuhan.
Ukhuwah selalu mempunyai sesuatu untuk dibagi, meski hanya sebuah nasihat atau sebait do'a yang tak tampak.

Cita-cita

bismillahirrahmaanirrahiim..

Gak tau kenapa tiba-tiba kepikiran tentang cita-cita. Dari jaman dulu(entah sd atau tk) sampai sekarang cita-cita saya bisa dibilang gak pernah berubah. Kalo jaman sd dulu kebanyakan anak kalo ditanya cita-citanya mau jadi apa, rata-rata pada jawab mau jadi dokter. Well, dari dulu tidak pernah terbesit dalam benak saya untuk jadi dokter. Ketika ada yang bertanya saya mau jadi apa, saya selalu menjawab dengan mantap, saya mau jadi guru! :) Cita-cita ini gak pernah berubah, bahkan sampai sekarang, yah mungkin gak jadi guru juga sih, jadi dosen lah ya. hehehe

Kenapa jadi guru/dosen? Sebetulnya saya juga gak tau pasti kenapa dulu kalo ditanya cita-cita saya maunya jadi ini. Bahkan dulu saat saya sd sampai lulus SMP saya maunya jadi guru matematika, dan cita-cita itu baru berubah saat saya SMA, saya maunya jadi guru kimia(tetep jadi guru ^^). Ketika SMA ini saya mulai menemukan alasan-alasan kenapa saya mau jadi guru. Well, saya suka mengajar(padahal saya suka galak sama orang, hahahaha) dan menurut saya berbagi itu indah :) Dengan mengajar, saya bisa memberikan apa yang saya tau dan saya bisa mendapatkan ilmu-ilmu baru dari orang-orang yang saya ajar(kayaknya :p). Beberapa alasan saya ingin menjadi guru adalah, dengan menjadi guru saya dituntut untuk selalu belajar, dalam artian ilmunya harus terus nambah untuk diberikan lagi ke orang lain. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa sebagai seorang muslim itu harus belajar sampai dia masuk liang lahat. Nah, dengan menjadi guru ini saya berharap bahwa saya akan terus dan terus belajar. meskipun saya tau, bahwa bukan hanya guru yang terus belajar. Saya kira, jika seorang muslim mengetahui hakikat dia hidup, maka dia akan terus belajar dan mencari ilmu. :) Alasan laninnya saya menjadi guru adalah karena saya tau bahwa ketika meninggal nanti terputuslah semua amalan seorang, kecuali tiga: ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, dan do'a anak yang sholeh. Nah, saya berpikir bahwa dengan mengajarkan apa yang saya tahu dan miliki, saya berharap bahwa itu akan menjadi sebuah ilmu yang bermanfaat bagi orang lain, dan jika ilmu itu dipraktekkan semoga saja ilmu itu akan menjadi amal jariyah :D. Do'a anak yang sholeh? itu nanti lah ya. :p

Satu kali ketika saya SMA(lupa kelas berapa), papah pernah bilang "Teh, nanti jadi dosen aja ya, biar punya banyak waktu dengan keluarga". Nah, seperti yang diketahui bahwa dosen itu gak ngajar tiap hari, jadi saya bakal punya banyak waktu buat keluarga, terutama ketika nanti saya memang sudah memiliki keluarga sendiri lah ya(hehehehe).

Jadi inget, waktu TPB, saya dan temen-temen yang lain disuruh nulisin cita-cita sama dosen wali saya. Terus, dosen wali saya ngebacain apa aja yang kita tulis dan beliau ngomentarin. Gini katanya, jangan mau jadi dosen, gajinya kecil, ruangannya sempit, harus punya PC sendiri(karna tidak difasilitasi). Kalo orientasinya uang, mungkin gaji dosen atau guru emang gak seberapa(4juta juga gak nyampe). Si Ibu keliatan gak ikhlas jadi dosen(hehehe, peace buu^^v). Tapi, bagi saya bukan kecil atau besarnya gaji yang nanti saya terima. Ketika memang cinta, maka akan ikhlas menjalankannya. :)

Nah, pertanyaannya adalah, kalo saya emang mau jadi guru, kenapa saya kuliah di ITB?kenapa gak di UPI aja?ngambil pendidikan gitu. Dulu juga seorang kakak tingkat pernah bilang "kalo mau jadi guru, ngapain susah-susah kuliah di ITB?" hmmmm, kenapa ya? Dulu, ketika saya kelas 3 SMA saya pernah bilang sama diri saya sendiri, mau dimanapun saya kuliah, saya maunya nanti jadi pengajar, guru/dosen. Dan sejujurnya, sampai kelas 3 SMA saya gak kepikiran buat masuk ITB. Diakhir mau lulus baru meyakinkan diri kalo saya mau masuk TEKNIK LINGKUNGAN. Dan ketika ada yang nanya saya mau kuliah dimana, dengan mantap saya bilang TEKNIK LINGKUNGAN ITB. Kenapa sih harus TL? nanti aja ya yang ini jawabnya(hahahaha). Jadi, ketika saya gagal ditahun pertama, tahun depannya saya daftar FTSL ITB lagi(tiba-tiba begitu ingin masuk TL, gara-gara gak keterima sebelumnya. hahahaha).

Ketika ngobrol-ngobrol dengan temen, terus membicarakan masa depan, banyak temen saya, yang perempuan khususnya, gak mau kalo dia gak kerja, jadi cari suami yang ngebolehin mereka kerja katanya. Mereka bilang, "kalo ujung-ujungnya dapur gak usah sekolah tinggi-tinggi. Udah susah, mahal, terus nantigak kerja, rugi banget.". Well, sebetulnya saya gak setuju banget dengan pendapat yang satu ini. Karena kuliah bukanlah untuk mencari kerja, tapi ilmu(kata papah ^^). Jadi, kalo kuliah tu bukan ngejar-ngejar kerjaan, tapi cari ilmusebanyak-banyaknya, biar kerjaan yang ngejar-ngejar kita. hehehe. Kalo saya sih, misalnya nanti udah punya suami, terus disuruh berhenti kerja dan disuruh ngurus rumah dan anak-anak, saya sih terima aja, asal dia memang cukup menafkahi :). Dan sedikitpun saya tidak merasa rugi bahwa saya pernah kuliah, tapi pada akhirnya "hanya" jadi ibu rumah tangga. Bagi saya menjadi seorang ibu adalah LUAR BIASA. Pekerjaan yang sangat sangat mulia. Ibu saya pernah cerita, setiap kali punya anak(sehabis melahirkan), ibu saya maunya pensiun. Saya agak kaget, terus nanya, "beneran pensiun?bukan cuti gitu?" dan ibu saya bilang, "iya, pensiun. kalo udah punya anak itu bawaannya pengen di rumah aja, ngurusin, ngeliatin perkembangannya, dll". Karena saya belum merasakan, jadi saya belum tau tentang "perasaan" itu. Yang jelas, saya suka anak-anak(bayi sih sebetulnyaMenurut saya, ketika seorang ibu berpendidikan tinggi, akan menghasilkan anak-anak yang luar biasa. Lah, guru pertamanya orang pinter gitu. :p

Kematian

bismillahirrahmaanirrahiim..

Ingin sedikit berbagi tentang kemarin. Kemarin saya menghadiri dua majelis, pertama pembinaan AM MATA' XVII(sebetulnya saya datang untuk rapat, tapi karna belum dimulai, jadi saya ikut mendengarkan pembinaan), dan yang kedua Muker MATA'. Untuk yang pertama sebetulnya saya tidak yahu apa tema ta'lim tersebut. Membicarakan tentang qolbu, dan sifat-sifat manusia dan berlanjut pada kematian. Ustadznya bilang kita harus sering-sering berdo'a, meminta "rancangan kematian" kita dan lebih berhati-hati dalam menjalankan apapun. Jangan sampai saat kita mati nanti, kondisi ruhiyah kita sedang dibawah. Stiap saat hkita harus menjaga agar kondisi ruhiyah kita selalu berada di atas, sehingga kapanpun waktu itu datang, kita siap.

Barangkali, do'a yang sering dilupakan adalah meminta kepada Allah untuk dimatikan dalam keadaan husnul khotimah. Tentu saja setiap orang mengharapkan yang indah di akhir hidupnya. Tapi bukan hanya harapan dan tidak melakukan usaha. Hafalnya kita akan lafadz tahlil tidak menjamin saat mati nanti kita akan mudah mengucapkannya. Apa yang telah kita lakukan selama hidup di dunia ini yang akan membuat kita nantinya mudah atau sulit mengucapkannya. Meskipun saat sakaratul maut ada yang membimbing kita untuk mengucap lafadz tahlil atau menyebut Allah Allah, tapi jika kita sering berbuat maksiat, tetap saja akan sulit dalam mengucapkannya. Lain lagi dengan orang yang ahsan, meskipun ketika sakaratul maut tidak ada yang membimbingnya untuk mengicap lafadz tersebut, ia akan bisa melafalkannya.

Memperbanyak dzikir merupakan salah satu cara agar kita selamat. Dzikir untuk kebaikan itu bersyukur dan dzikir untuk keburukan itu bersabar.

Cerita yang kedua ini saat Muker MATA'. Sebelum muker dimulai, MPOPS menyampaikan taujihnya untuk kami, para pengurus yang baru. Saat seorang teteh diminta untuk menyampaikan sesuatu, dia mulai bercerita tentang banyaknya bencana yang melanda akhir-akhir ini. Beliau bilang kita tidak akan pernah tahu kapan bencana itu datang dan kapan kita akan menghadapNya. Bisa saja orang-orang yang terkena musibah di wasior, mentawai, merapi, siangnya sedang duduk dalam sebuah majelis, tapi tiba-tiba musibah itu datang dan bukan tidak mungkin ketika saat ini kita duduk lalu nanti malam bencana datang dan merenggut nyawa kita. Dan karena kita tidak pernah tahu manakah yang menjadi ahsanu 'amala, maka penting bagi kita untuk selalu kembali meluruskan niat dalam setiap amalan yang dikerjakan. Dan menjadi penting juga untuk tetap menjaga kemana kita melangkah dan berdiam. Jangan sampai nyawa kita diambil saat kita berada di tempat maksiat, sedang melakukan aktivitas yang tidak bermanfaat, atau bahkan sedang hura-hura.

sesungguhnya setiap manusia adalah pemimpin. dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak.(al hadits)

Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS Ali Imran: 145)

Kata Maaf

Terkadang lupa untuk mengucap kata maaf. Setelah berlalu baru menyadari kesalahan yang pernah diperbuat. Perasaan sedih dan menyesal pun hadir.

Sesuatu yang sangat saya sesali adalah saya belum sempat mengucap kata maaf kepada seorang teman yang sekarang entah berada dimana. Maaf karna saya mengabaikannya terlalu lama.Entah apa yang merasuki saya sampai saya bersikap begitu. Mengabaikan. Padahal saya tahu bahwa diabaikan bukan main menyakitkannya. Jahatnya lagi saya tak sempat menjenguk saat ia drawat. :( katanya saudara, tapi koq?

Ingin rasanya memutar kembali sang waktu, kembali pada masa itu lalu memperbaiki semua, tapi itu mustahil. Saya tahu waktu tak bisa kembali, meski kau membayar dengan uang yang sangat banyak.

Teringat kembali masa-masa menyenangkan bersama dirinya. Dia yang begitu tegar saat kematian ayahnya. Dia yang begitu hebat di mata saya. Pembicaraan selalu mengenai jepang dan jepang. Ah, apa mungkin kini dia di jepang?

If you are here, I will say sorry for all my mistakes.

I miss you so much.