RSS

Sawah dan Sekitarnya

Hari minggu, 27 Desember 2010 benar-benar luar biasa bagi saya dan mungkin beberapa teman saya. Kami yang kehidupannya seputar kota, jarang sekali melihat sawah, kebun yang luas. Dan hari itu, untuk menutup rangkaian acara GIT(Gamais Integrated Training), kami outbond(?) atau rihlah(?). Apapun namanya, yang pasti kegiatannya super menyenangkan, heboh. :D

Pada dasarnya, sawah bukanlah tempat yang aneh bagi saya. Saat saya kecil, bahkan sampai saya besar, jika hendak mudik pasti lewat sawah. Main di sawah(jaman kecil) lumayan sering. Bahkan ketika saya masih duduk di bangku SD saya pernah nyemplung ke sawah(disengaja) bersama adik dan sepupu-sepupu saya. Kami nyair(mencari ikan di sawah). Seumur hidup saya lewat sawah, saya belum pernah jatuh ataupun terperosok ke sawah, tapi minggu kemarin saya jatuh, berkali-kali pula. hahahaha
Alhamdulillah saya pake sendal jepit, jadinya sendal sampe berlumpur pun gak apa-apa, temen saya sepatunya sampe dibuang gara-gara udah males nyucinya.

Saking jeblognya(becek?) tempat itu, samapai kita susah buat jalan. Jalannya yang sempit dan tidak kokoh, membuat kami lebih serig terpeleset. Tapi, dibalik itu semua kita seneng(super duper). Pengalaman yang bener-bener berkesan. Dari semua, saya paling suka bagian dimana ketika kami harus masuk ke sungai untuk menyelesaikan sebuah games(pra perang tabuk, ceritanya). Aliran sungai yang cukup deras membuat saya hampir terseret, alhamdulillah masih bisa bertahan. :)

banyak pelajaran yang dapat diambila dari perjalanan kemarin. Tentang percaya, ukhuwah, kerjasama, dan masih banyak lagi. Meski kami hampir nyasar(tapi nemu jalan pulang) dan sampai disusul Kak Wahyu. :D
Bener-bener deh pokoknya, pengen lagi kayak gitu. Maksudnya menjelajah.

Have a nice holiday. :D

Sebuah kekesalan

Hari ini UAS terakhir bagi saya di semester ke-3. Merasa sedikit(entah banyak) kesal terhadap diri sendiri. Merasa sangat gereget terutama ketika tadi saya tidak bisa mengerjakan UAS dengan sempurna. Beberapakali menghitung, namun jawaban saya tetap aneh(menurut saya), mencoba untuk memeriksa kembali hasil kerjaan saya dari awal, tapi hasilnya tetap sama. Waktu terus berjalan dan saya masih stuck di soal nomor 2. Benar-benar membuat saya kesal. Berusaha bersabar, menjaga emosi ketika mengerjakan dan berkali-kali istighfar, tapi tetap saja, masih sama seperti sebelumnya. Sampai akhirnya pengawas bilang "Yak, waktu habis. silahkan kumpulkan pekerjaannya." Pada akhirnya saya pasrah. Mencoba untuk mengikhlaskan.

Selama saya UAS ini, barangkali tadi adalah yang membuat perasaan saya sangat aneh. Merasa bahwa saya telah maksimal belajar, akan tetapi pada pengerjaannya tetap tidak sempurna. Berharap terlalu banyak pada UAS ini, karna nilai sebelumnya cukup jelek. Tapi, apa yang terjadi? Saya bahkan masih belum menemukan jawabannya. Bahkan sehabis ujian tadi saya masih berusaha mencari jawaban UAS yang tidak bisa saya kerjakan. Aneh? barangkali iya, tapi saya akan mearasa lebih menyesal jika saya tidak pernah mencobanya.

Saya mulai berfikir, "waduh, gimana mau jadi engineer kalo yang gini aja gak bisa? Kalo saya yang jadi engineernya bisa-bisa bangunannya malah roboh gara-gara gak becus ngitungnya."
Kata-kata itu sangat sering menggema dalam otak saya.

Ternyata saya galau parah.
:(

Semoga ini menjadi pelajaran bagi saya.
Pengstruk emang luar biasa. :')

Kado Tercantik Sebelum Saat Itu

Tak pernah ku lihat sebelumnya, kado secantik ini. Entah darimana datangnya, aku tak peduli, karna yang pasti kado itu akan menjadi ,milikku. Sungguh, aku tak bisa bercerita kepada kalian, perasaan yang menderu saat pertama kali ditawari untuk menerima kado tersebut. Seseorang dengan iklas sepenuh hati akan menyerahkannya kepadaku, hari ini.

Melihat bungkusnya yang indah dengan bungkus putih bermotif bunga-bunga kecil merah jambu, tak salah penilaianku. Kado itu memang teramat cantik. Yang kutahu, tidak hanya hari ini ia berbungkus seindah itu, setiap hari, setiap waktu, selalu terbungkus rapi. Isinya? Jangan pernah tanyakan kepadaku, karna aku–juga orang lain-tak pernah tahu apa dan bagaimana rupa isinya. Jangankan tersentuh, terlihatpun tidak. Terutama oleh orang-orang yang memang terlarang untuk melihatnya. Seistimewa apakah kado itu? Sehingga tak seorangpun pernah melihat kado cantik ini? Dan seistimewa apa diriku ini sehingga seseorang berkenan menyerahkannya kepadaku?

Terbayang dari bungkusnya, yang setiap saat selalu terlihat rapi dan terjaga dengan baik, yang tak tersentuh kecuali oleh yang berhak menyentuhnya, aku yakin, isi dan rupanya, jauh lebih indah dari cantik bungkusnya. Aku mengerti, kalaulah kado itu mampu sedemikian cantiknya, terjaga kulit luarnya, bagaimana lagi aku meragukannya tak senantiasa diperindah rupa dalamnya, juga inti terdalam dari semua isinya, yang sejujurnya adalah inti dari semua kacantikan sesuatu. Maaf, aku tak bisa mengajak Anda untuk membayangkan indah rupa isinya, dan kalaupun aku tahu Anda mencoba melakukannya, sebaiknya anda berhadapan denganku. Kado tercantik itu milikku, akan kujaga ia dan takkan kubiarkan orang lain ikut menikmatinya, meskipun sekedar membayangkan.

Ingin sekali kucari pita pembuka kado yang biasanya berwarna merah, agar segera kusingkap isinya. Tapi satu hal mengganjalku, masih tersisa beberapa saat agar aku benar-benar mendapatkan izin untuk membukanya. Tapi, harus kutunggu pemiliknya, yang menjaganya, dan merawatnya selama ini benar-benar menyerahkannya kepadaku dalam satu upacara sakral. Kenapa sedemikian sakral? Sesuatu yang cantik nan suci harus diserahkan dalam koridor keagungan yang juga suci, itu jawabnnya. Tak apalah, sebagai satu jalan untuk tetap menyucikan diriku, juga kado cantik itu, wajib kujalani upacara sakral itu.

Aku berjanji, setelah kuterima haribaanku, kado tersebut akan kujaga, kurawat, kuperlakukan ia agar tetap menjadi kado terindah, tercantik, terbaik, terbagus, selamanya. Sampai tak ada lagi yang membuatku harus melirik kado-kado di luar yang terkadang hanya bagus dan cantik bungkusnya.


(tulisan seorang ikhwan,,
From : KENAPA HARUS PACARAN?!)


yuk jadi kado tercantik.. :)
jaga diri sampai "saat" itu tiba.. ^^

Mencari Tahu

Saya mengetahui bahwa saya tahu.
saya mengetahui bahwa saya tidah tahu.
saya tidak mengetahui bahwa saya tidak tahu.
Obrolan ini saya dapatkan tadi pagi saat menunggu asistensi pengstrruk(do'akan semoga uasnya lancar dan dimudahkan :D). Jadi, tadi pagi ketika saya menunggu untuk ikut asistensi, seorang temen curhat, "Ry, saya nggak tau saya nggak tahunya dimana". saking binggungnya sama pengstruk, sampai dia gak tahu dia nggak ngerti materi pengstruknya di bagian mana. Well, ternyata saya juga mengalami hal yang sama dengan dia. Saya bener-bener masih blank tentang meteri yang akan di UAS kan. Padahal UASnya tinggal 3 hari lagi :(.

Ketika kita sampe gak tau apa yang kita gak ngerti menurut saya itu gawat banget, jadi kita gak tau apa yang harus dipelajari. Bahkan tadi ketika ditanya asisten apa yang mau ditanyai, bagian mana yang belum ngerti, saya malah bingung soalnya saya emang gak tau saya gak bisanya bagian yang mana.

Sepertinya saya harus bener-bener belajar, biar sy tau saya gak taunya dimana. :D

Bismillah,, semoga UAS ditutup dengan indah. :')