RSS

Jahim

Semester baru dengan semangat dan niat yang baru. :)
Welcome in 4th semester.

Hari pertama di kampus diakhiri dengan pembagian jaket. Terasa biasa bagi saya, tapi terasa sangat luar biasa bagi salah seorang teman saya. Penuh perjuangan dan air mata untuk mendapatkannya, begitu yang ia katakan.
Ngomong-ngomong tentang jahim, jahim milik saya berukuran S. Saya tidak berani memesan ukuran XS meski saya tahu bahwa si jahim akan sedikit kedodoran. Dan ternyata setelah dipakai, saya cukup nyaman. :)
Beberapa teman mengatakan bahwa jahim saya kegedean, dan kenapa saya tidak memesan ukuran xs?saya cuma senyum. :)

Setibanya dirumah, ayah saya yang melihat jahim baru langsung mengambilnya. "jahim baru ya teh? kurang gede ukurannya."
Saya: "...."

Well, you don't have to hear anything.
hehehe

some people says A to you and the others say B, I only can say C.
^o^

Air Mata

Bagi saya air mata bukan sekedar identitas "cengeng"nya seseorang. Air mata memiliki makna lebih dari itu.
Bahagia, terharu, sedih, senang, terkadang diungkapkan lewat air mata.
Teringat ucapan orangtua saya, "Nangis itu boleh, yang gak boleh itu rewel."
Menangis bukan hanya dilakukan oleh kaum hawa saja, tapi kaum adam juga. Bukan bererti ketika kaum adam menangis dia adalah banci. Saya kurang setuju jika ada yang mengatakan banci terhadap kaum adam yang menangis,
yah kecuali kalau dia memang 'rewel', saya juga tidak suka.

Sebetulnya saya bukan termasuk orang yang "suka" menangis di depan orang lain. Saya akan menghindari sebisa mungkin untuk tidak menangis di depan orang lain. Barangkali itu karena saya tidak mau terlihat
LEMAH. Ketika sekolah dulu, saya ingat betul saya menangis di depan orang ketika "harga diri" teman saya diinjak-injak, dihina. Saya merasa tidak terima dengan perlakuan itu. Hmm, masa-masa yang penuh "konflik" sebetulnya. Selebihnya saya tidak pernah menangis di depan orang lain.

Akan tetapi semua berubah ketika saya sudah lulus. Terlebih ketika tidak lulus. Meskipun saya mencoba untuk tidak menangis di depan yang lain, tapi pada akhirnya air mata ini leleh juga.
Payah.

Memasuki dunia perkuliahan dan banyak mengikuti daurah-daurah, yang "memaksa" saya menangis. Meski saya benci menangis di depan orang lain, tapi rasanya sulit membendung air mata di momen-momen seperti itu. Tapi saya selalu berusaha agar tidak berlebihan dan lebih menjaga emosi.

Akhir-akhir ini saya menjadi lebih sering meneteskan air mata, menghabiskan waktu sebelum tidur untuk bermuhasabah. Entahlah, barangkali saya mengalami kerapuhan hingga begitu mudah untuk meneteskan air mata. Saya bahkan menangis sampai tertidur, tak peduli mata saya bengkak keesokan harinya. Ada kelegaan tersendiri ketika apa yang saya rasakan "tumpah" bersama air mata.
Jika dulu saya menganggap banyak hal "biasa" saja, tapi sekarang begitu banyak hal kecil yang bisa membuat saya terharu.
Menumpahkan banyak hal kepadaNya bersamaan dengan jatuhnya air mata memang terasa melegakan, meski saya tahu bahwa masalah tidak akan selesai dengan air mata, tapi tetap saja itu membantu saya.

membantu agar saya lebih kuat
membantu agar esok hari saya bisa tersenyum
membantu saya untuk bisa menata hati kembali

Selain itu, air mata juga bisa membersihkan mata loh. :)