Oleh Ustadz Muhammad Arifin Ilham
Ibnu Mas'ud RA  pernah didatangi oleh jamaahnya selepas taklim. "Tempat mana yang harus  aku datangi saat aku mendapati keadaanku galau dan terasing?" seru  jamaah.
"Datangilah tempat yang Alquran sering dibacakan. Kamu  duduk dan simak bacaannya. Niscaya kamu akan dapati ketenangan. Lalu,  datangi tempat-tempat yang kamu diajak untuk mengingat dan menyebut  Allah dan akan bertambah ilmumu. Terakhir, datangi alas sajadahmu di  keheningan malam dan mengadulah kepada Rabb Pengatur hidupmu."
Cerita  sarat hikmah ini boleh jadi menjadi bagian dari cerita hidup kita.  Karena satu hal yang pasti, keadaan galau dan terasing menjadi sesuatu  yang tidak bisa terpisah dalam perjalanan hidup manusia. Dan, di antara  kunci melepas lara dan keterasingan hidup adalah dengan sering  mendatangi majelis-majelis ilmu dan zikir.
Rasul pernah  mengatakan, betapa beruntungnya orang yang rajin dan istiqamah hadir di  majelis-majelis ilmu dan zikir. "Tidaklah satu kaum duduk membaca  Alquran lalu mengkajinya dan berzikir kecuali akan menyita perhatian  para malaikat, terliputi ketenangan di hatinya, ditenggelamkan dalam  lautan rahmat-Nya dan semakin dimasyhurkan namanya di hadapan makhluk  Allah."
Ada banyak hikmah yang didapatkan dengan sering duduk  berbaur dalam lautan manusia yang berzikir dan menuntut ilmu.  Inilah  yang akan kita dapati dengan menghadiri majelis kebanggaan Allah dan  malaikat-Nya itu.
Pertama, ilmu dan pengetahuan kita semakin  bertambah. Hal yang tidak bisa dimungkiri adalah sering kali masalah  menghimpit kita dan sulit menemukan cara menyikapi dan penyelesaiannya.  Boleh jadi lantaran keterbatasan ilmu dan pengetahuan kita. Dengan hadir  di majelis ilmu dan zikir, berarti ada upaya pengayaan informasi dan  ilmu.
Kedua, iman terjaga dan bertambah kuat. "Sesungguhnya  orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama  Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka  ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb  mereka, mereka bertawakkal." (QS al-Anfal [8]: 2).
Ketiga, tumbuh  kecintaan kepada ulama. Rasul bersabda, "Siapa yang memuliakan ulama,  kalian memuliakanku dan siapa yang memuliakanku, Allah muliakan dengan  surga-Nya."
Keempat, cara paling jitu menghancurkan keangkuhan  diri. Saat menegakkan kepala ke atas, melihat para ustaz, bukankah  artinya kita mau mendengar dan melihat siapa yang di atas kita.
Ketika  merintih dalam doa, maknanya supaya keluhan kita didengar. Itu artinya  kita kecil, bodoh dan teramat banyak kekurangan. Karenanya, duduk di  majelis zikir dan ilmu, pada gilirannya mampu membekap kesombongan kita.
Kelima,  berkumpul dengan orang saleh. Insya Allah, mereka yang hadir di majelis  zikir atau ilmu adalah para perindu, pemburu kasih sayang, dan rida  Allah. Mereka adalah orang-orang yang ingin hidupnya bermakna dan  bahagia dunia akhirat. Nabi SAW bersabda, "Saat orang-orang saleh  berkumpul dan menyebut Allah, malaikat mengepakkan sayapnya dan menaungi  mereka dengan untaian doa: "Ya Allah rahmati mereka dan ampuni mereka."
sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/07/08/lo0f2u-ketika-hati-galau-dan-terasing


0 comments:
Posting Komentar